Kamis, 27 Juni 2013

Dahlan Iskan Dagang Pesawat ke Filipina


Dahlan Iskan - MH80 - FIlipina

Diam-diam Dahlan Iskan terus melakukan deal-deal bisnis dalam pengembangan BUMN-BUMN. Termasuk revitalisasi industri dirgantara.
Industri pesawat kita di tangan BJ Habibie pernah berkembang pesat dan memperoleh basis bisnis yang kuat, hanya sayang prospek pengembangannya digagalkan oleh konspirasi barat lewat politik penghancuran ekonomi di masa krisis moneter 1998. Industri pesawat nusantara hancur lebur.
Di tahun 2012 kebutuhan pesawat baik untuk sipil atau penumpang maju pesat, bahkan Lion Air saja sampe beli ribuan pesawat Boeing, ini menandakan dunia sedang membutuhkan pesawat, begitu juga dengan industri militer dimana pesawat amat dibutuhkan, karena perang di masa sekarang ini, adalah “Perang Dirgantara” siapa yang menguasai angkasa dialah pemenangnya.
Peluang bisnis ini bisa membangkitkan lagi industri pesawat Indonesia, Filipina sejak awal merupakan pengagum industri pesawat Indonesia, ini ada sejarahnya. Dulu di tahun 1976 sebelum BJ Habibie ditarik Ibnu Soetowo ke Indonesia, BJ Habibie sempat dilirik Presiden Filipina, Marcos. Dengan diantar Jenderal Juan Ponce Enrile, BJ Habibie dibawa ke ruangan Marcos yang besar tapi gelap, kata Marcos saat itu “Tuan sebagai bangsa Asia, Tuan harus bisa memajukan Asia”. Kata Marcos merayu Habibie. Saat itu BJ Habibie diincar oleh Marcos untuk mengembangkan industri pesawat dan industri dasar di Filipina.
Walaupun kini Indonesia bisa dikatakan masa suram bagi industri pesawat, tapi kekaguman Filipina terhadap kejeniusan orang-orang Indonesia di bidang dirgantara tidak pudar, kisah Marcos dan BJ Habibie masih diingat oleh Noynoy Aquino. Walaupun Marcos adalah rival Ayahnya, tapi impian Marcos soal industri pesawat sama persis dengan impian Noynoy.
Industri pesawat menjadi deal bagi Dahlan Iskan untuk menembus pangsa pasar Filipina. Sebagai Menteri BUMN, pola pikir Dahlan Iskan tidak lagi seperti pola pikir pejabat BUMN lama yang amat birokrat, tapi dia berpikiran harus seperti Donald Trump atau Warren Buffet dalam meningkatkan nilai-nilai perusahaan. Bayangkan di Indonesia perusahaan BUMN ada 146 perusahaan, dan bila dihitung dengan semua anak perusahaan ada 600 perusahaan. Setiap industri, ke depannya harus BUMN harus menjadi leader business di bidangnya.
Dengan diantar Jenderal TB Silalahi, Dahlan Iskan melakukan road show atas kemajuan Indonesia dalam bidang industri pesawat, pertanian, komoditi dan telekomunikasi. Sebagai salesman yang cerdas Dahlan membuat terpukau Presiden Filipina dan kemudian deal kontrak ditanda tangani.
“Saya di masa lalu bisa deal dengan banyak pelanggan Jawa Pos, kini deal antar negara, G to G, sama saja tidak ada bedanya, semuanya harus didasarkan Passion bahwa bangsa ini bisa maju dalam segala lini industrinya dan banyak negara lain menjadi konsumen, kita harus bisa menciptakan pasar” kata Dahlan bersemangat.
-Anton DH Nugrahanto-.
http://ekonomi.kompasiana.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...