Rabu, 31 Oktober 2012

Senjata Buatan Lokal Harus Menjadi Kebanggaan TNI


Sudah selayaknya Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya TNI AD merasa bangga menggunakan peralatan dan perlengkapan senjata buatan dalam negeri. Ini sejalan dengan pandangan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo. Terlebih selama ini TNI sudah ditanamkan prinsip untuk sebisa mungkin menggunakan produk persenjataan dalam negeri.

"Seandainya ada alat-alat yang diproduksi dalam negeri, itu harus kita gunakan," tegasn Edhie. Tentang persenjataan buatan PT PINDAD, memang sempat ada perasaan tidak percaya diri dalam diri para prajurit ketika menggunakan senjata produksi PT. Pindad.

Senapan mesin SPM2-V2 buatan PT PINDAD
Sama dengan FN MAG Belgia
(Foto:Wikipedia)


Edhie bercerita pernah bertemu dengan salah seorang prajurit yang secara terus terang lebih memilih menggunakan senjata lama buatan asing daripada senjata baru buatan PT Pindad.

"Dalam hal itu, si prajurit tidak bisa disalahkan karena dia memang terbiasa dengan senjata produk asing. Namun, ada juga beberapa prajurit yang mau menggunakan senjata produksi dalam negeri, tetapi harus disesuaikan dengan senjata asing yang sudah dimilki," jelasnya.
Juara Menembak ASEAN dengan Senjata PT PINDAD
TNI AD mulai beralih menggunakan senjata produksi lokal yaitu PT PINDAD. Kebanggaan TNI AD dalam menggunakan senjata buatan lokal ini pun muncul saat persenjataan penting itu berperan dalam sebuah kejuaraan menembak tingkat ASEAN.

Ketika prajurit AD untuk pertama kalinya menggunakan senjata buatan PT Pindad di perlombaan menembak se-ASEAN, TNI AD berhasil membawa pulang sembilan dari 15 trofi yang diperebutkan di ajang tersebut.

"Hal itu belum pernah diraih oleh negara mana pun. Oleh karena itu, di sini saya ingin menegaskan bahwa sebetulnya jika kita mau mengoreksi diri, kita pasti bisa," kata Pramono. Sejak saat itu, TNI AD menggunakan senjata ringan produksi dalam negeri.

Namun, untuk alutsista yang berat, seperti tank, TNI AD masih membelinya dari pihak asing. Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan membeli 103 unit tank Leopard, 50 unit tank Marder dan 10 unit tank pendukung guna memperkuat sistem alutsista pertahanan Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...