Selasa, 04 September 2012

Kelebihan dan Kekurangan Alutsista Dalam Negeri


Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo mengatakan TNI AD wajib menggunakan piranti utama (hardware-software) militer yang sudah mampu diproduksi lokal. Semua alat utama sistem pertahanan produksi (alutsista) lokal akan dimaksimalkan pengadaannya. Namun, dikatakannya juga bahwa tidak ada persentase khusus berapa persen pengadaannya. Sebanyak-banyaknya alutsista buatan dalam negeri yang ada akan dipakai oleh TNI. Seperti yang diutarakannya pada Kamis, 4 Oktober 2012.
Menyinggung soal kelebihan dan kekurangan alutsista buatan lokal, Edhie mengatakan bahwa ada keunggulan tersendiri bagi alutsista lokal, antara lain mudah diperbaiki dan mudah mendapatkan suku cadangnya. "Bandingkan dengan barang produksi luar negeri yang harus kita pelajari dulu proses operasi ataupun perbaikan," lanjut Edhie.
 
Panser Anoa
Panser Anoa Pindad
(Republika)

Dia mencontohkan panser Anoa buatan Pindad yang mudah diperbaiki pasukan. "Softbreaker rusak bisa segera diperbaiki sendiri. Tidak repot," kata dia.

Namun Edhie juga mengakui masih ada sejumlah kekurangan alutsista buatan dalam negeri. "Untuk teknologi, masih banyak yang belum kita kuasai," ujar adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. Alutsista dari luar negeri, kata Edhie, akan diambil selama sesuai kebutuhan TNI AD. "Namun tak menggerus keuangan negara karena kami membuka skema government to government."

Edhie berharap industri pertahanan dalam negeri dapat meningkatkan teknologinya. "Semoga semakin bisa disempurnakan," kata dia. Alutsista lokal sangat mampu untuk berjaya dan dihargai karena selalu mengalami penyempurnaan. "Itu sebabnya banyak dilirik negara tetangga dan bisa diekspor."

Terkait Rancangan Undang-undang Industri Pertahanan yang sudah disetujui oleh DPR pada 2 Oktober lalu, Edhie menyambut baik. "Tanpa (RUU Inhan) diketok pun, kami wajib menggunakan alutsista lokal sepanjang memenuhi syarat," ujar dia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...