Selasa, 23 April 2013

Pabrik Kapal Selam Indonesia 2017


Pabrik kapal selam Inggris
 
Pembangunan pabrik modern untuk pembuatan kapal selam TNI Angkatan Laut di Indonesia ditargetkan dapat direalisasikan tahun 2016 atau 2017. Sebab, kapal selam pertama yang dibuat oleh Korea Selatan baru selesai tahun 2014.

"Pembangunan pabrik semua tergantung komitmen pemerintah. Pemerintah mutlak menyokong pendanaannya. Tanpa itu saya kira sangat sulit pembangunan kapal selam bisa direalisasikan di Indonesia," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Suropati di sela seminar tentang "Teknologi Perkapalan sebagai Bagian dari Peradaban Maritim Indonesia", di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Rabu.

Ia berharap sudah ada perencanaan dari sekarang agar pada waktunya nanti pengerjaan kapal selam ketiga itu lancar tanpa kendala. "Keberadaan pabrik modern untuk membuat kapal selam menjadi kendala serius kita saat ini," kata Untung.

Pembangunan pabrik modern ini, tambah dia, bukan persoalan sederhana karena selain membutuhkan banyak sumber daya manusia yang andal. Pemerintah pun harus menyiapkan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, ia berharap sumber daya manusia yang sudah dikirim ke Korea Selatan benar-benar menyerap ilmu secara komprehensif.

"Ketika secara keilmuan sudah memenuhi syarat, baru kemudian pemerintah mempersiapkan pabriknya," katanya.

Indonesia sudah sepakat melakukan transfer teknologi kapal selam dengan Korea Selatan, dimana akan dibuat tiga unit kapal selam. Untuk kapal selam pertama, pihak Indonesia hanya memantau pengerjaannya di Korea Selatan. Selanjutnya, kata dia, pada pembuatan kapal kedua, teknisi di Indonesia dilibatkan dalam membuat kapal selam. Namun, pembuatannya tetap dilakukan di Korea Selatan. Sementara untuk kapal selam ketiga, Indonesia akan membuat sendiri kapal itu di galangan kapal PT PAL.
 
"Pada tahap inilah Indonesia harus mempersiapkan peralatannya. Termasuk membuat pabrik baru untuk mendukung pembangunannya," jelas Untung. Ia juga memastikan Pangkalan Kapal Selam yang disiapkan di Teluk Palu, Sulawesi Tengah, bisa diresmikan pada akhir tahun 2013.

"Hingga kemarin (minggu lalu) saat Kepala Staf Angkatan Laut (Laksamana Marsetio) berkunjung ke sana, pangkalan sudah rampung lebih dari 90 persen. Diharapkan akhir tahun ini diresmikan," katanya menjelaskan.

Pangkalan seluas 13 hektar inilah yang nantinya digunakan untuk menyimpan semua kapal selam yang dimiliki Indonesia, termasuk untuk menyimpan kapal selam baru yang saat ini dibuat di Korea Selatan.
 
Teluk Palu memiliki lebar 10 kilometer dengan lingkar garis pantai sepanjang 68 kilometer. Kedalaman teluk ini mencapai 400 meter. Sangat strategis dan merupakan teluk yang paling dalam diantara teluk yang ada. Tidak hanya kapal perang, kapal induk pun bisa berlabuh disini. Di Singapura, kedalamannya hanya 25 meter, dan tidak bisa dilewati kapal induk.
 
Indonesia setidaknya membutuhkan 12 unit kapal selam untuk mengamankan wilayah maritim dan mencapai kekuatan pokok minimum (Minimum Esensial Force /EMF) hingga 2024 untuk memperkuat Indonesia sebagai negara kepulauan.
Sumber : Investor.co.id
Kredit foto : BBC.co.uk

Kamis, 04 April 2013

VIDEO: Pesawat CN-295 Kantongi 121 Kontrak Pemesanan

Pelanggan terbesar PT Dirgantara Indonesia adalah Malaysia.


Pesawan CN-295 produksi PT Dirgantara Indonesia.
Pesawan CN-295 produksi PT Dirgantara Indonesia.  
 Pesawat CN-295 produksi PT Dirgantara Indonesia termasuk salah satu komoditi yang menarik perhatian pengunjung di Pameran Dirgantara dan Maritim 2013 di Langkawi, Malaysia. Sedikitnya 4 negara ASEAN berminat membeli CN-295, yaitu Filipina, Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Untuk diketahui, Malaysia merupakan terbesar PT Dirgantara Indonesia. Pejabat tinggi Malaysia dan Brunei Darussalam datang langsung ke stand pameran PT DI.
Simak keunggulan dan spesifikasi pesawat CN-295 yang diperagakan di Pameran Dirgantara Langkawi itu di tautan ini.
 
<iframe width="640" height="360" src="http://www.youtube.com/embed/JkxDhPfLzu8?feature=player_detailpage" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Sampai saat ini, CN-295 telah mengantongi 121 kontrak pemesanan, di mana 85 di antaranya telah rampung dan dikirimkan kepada pihak pemesan. Dari 121 kontrak itu, Indonesia sendiri mendapatkan 9 unit CN-295. Satu unit pesawat itu dihargai US$32 juta atau Rp307 miliar.

CN-295 cukup diminati karena daya angkutnya 1,5 lebih besar dari pendahulunya, CN-235. Selain itu, jarak tempuhnya juga 1,5 kali lebih jauh, namun dengan harga yang tidak lebih mahal. Saat ini PT DI sedang bertarung keras dengan produsen pesawat asal Amerika Serikat dan Italia untuk memenangkan beberapa kontrak pemesanan.

Selain CN-295, primadona lain PT DI adalah CN-235 yang kini fungsinya dikembangkan sebagai antikapal selam. Modifikasi CN-235 ini sangat berguna untuk patroli pengamanan pantai.

Rabu, 03 April 2013

Pesawat CN235-200 Buatan PT DI Anti Peluru

http://images.detik.com/content/2013/03/26/1036/151325_cn235dalam.jpg
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) membuat pesawat khusus VIP untuk Perdana Menteri Malaysia, Korea Selatan dan Pakistan berkapasitas 10 orang. Pesawat CN235-200 dirancang anti peluru demi pertimbangan keamanan pemimpin negara.

"Pesawat yang kami buat khusus untuk VIP dari CN235-200 merupakan pesawat anti peluru," kata Vice President Corporate Communication PT DI, Sonni Soleh Ibrahim ketika ditemui disela pameran pesawat 12th Langkawi International Maritime & Exhibition 2013 (LIMA '13), Malaysia, Selasa (26/3/2013).

Dengan teknologi ini, maka para penumpang pesawat terjaga dari serangan senjati api. "Anti senjata api, kalau ada yang tembak dari luar, peluru tidak akan mengenai para penumpang di dalamnya," ucap Sonni.

Mengapa Presiden Indonesia tidak pakai pesawat CN 235-200?

"Ya saya tidak tahu. Tapi bisa dilihat saja kalau Presiden ke luar kota bawa berapa orang? Sementara pesawat ini cuma muat 10 penumpang, ya alasannya sih katanya seperti itu," tandas Sonni.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...