Indonesia membutuhkan banyak kapal cepat rudal (KCR) untuk
mengimbangi wilayah laut yang begitu luas dan daratan yang tersebar.
Keberadaan KCR dinilai mampu mempermudah TNI maupun para pengelola
keamanan di laut untuk mengamankan wilayah maritim Indonesia. "Kita
butuh banyak sekali kapal-kapal cepat seperti KRI Klewang," kata Kepala
Staf TNI AL (Kasal) Laksamana TNI Soeparno, di Jakarta, Minggu, 16
September.
KRI Klewang, tambah dia, merupakan KCR buatan asli Indonesia yang memiliki bentuk unik. Kapal ini juga banyak dipuji sebagai kapal siluman yang memiliki kecepatan tinggi dan mampu menembus ombak besar karena memiliki tiga lambung. Tak heran jika biaya pembuatan satu pesawat ini mencapai 114 miliar rupiah.
Menurut dia, produk buatan PT Lundin Industry Invest ini juga merupakan kapal yang berpeluru kendali dan berguna untuk menjaga perbatasan dan potensi laut di Indonesia. Saat ini TNI baru membeli satu KRI Klewang untuk ditempatkan di Armada RI Kawasan Timur.
KRI Klewang, tambah dia, merupakan KCR buatan asli Indonesia yang memiliki bentuk unik. Kapal ini juga banyak dipuji sebagai kapal siluman yang memiliki kecepatan tinggi dan mampu menembus ombak besar karena memiliki tiga lambung. Tak heran jika biaya pembuatan satu pesawat ini mencapai 114 miliar rupiah.
KRI Klewang |
Menurut dia, produk buatan PT Lundin Industry Invest ini juga merupakan kapal yang berpeluru kendali dan berguna untuk menjaga perbatasan dan potensi laut di Indonesia. Saat ini TNI baru membeli satu KRI Klewang untuk ditempatkan di Armada RI Kawasan Timur.
Meski demikian, Soeparno menuturkan, pengadaan kapal KCR akan terus
dilakukan sehingga jumlahnya lebih banyak lagi. Selain KRI Klewang, TNI
AL juga mendapat tambahan beberapa unit KCR, yakni KRI Celurit dan KRI
Kujang. Total KCR yang saat ini dimiliki TNI AL tak lebih dari 10 unit yang masing-masing berukuran 40 meter.
Idealnya 35 Unit Kapal Cepat Rudal
Idealnya 35 Unit Kapal Cepat Rudal
Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksma Untung Suropati mengatakan,
idealnya Indonesia membutuhkan 35 unit KCR. "Perairan Indonesia cocok
untuk pengoperasian KCR, terutama di wilayah barat karena cukup
dangkal," jelasnya. Guna mendukung penambahan KCR, Kementerian
Pertahanan telah bekerja sama dengan China untuk produksi peluru kendali (rudal) C-705.
Nantinya seluruh KRI akan dilengkapi dengan rudal berkemampuan jelajah hingga 140 kilometer itu. TNI AL sudah dua kali melakukan uji coba rudal ini. Hasilnya cukup memuaskan untuk dipilih sebagai senjata kapal KCR. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, dengan produksi sendiri rudal, kemampuan persenjataan akan meningkat cukup signifikan.
"Kalau bisa produksi dalam negeri. Kami akan memasang rudal-rudal itu di daerah perbatasan untuk pengamanan," ujarnya. KCR ini berbahan dasar komposit serat karbon yang tercatat lebih ringan, dan 20 kali lebih kuat dari baja ini memiliki panjang keseluruhan (length overall) 62,53 meter, length on waterline 60,7 meter, water draft 1,17 meter, beam overall 16 meter, bobot mati 53,1 ton.
Kapal ini digerakkan oleh 4 unit mesin penggerak pokok ini, didesain sebagai kapal siluman (stealth) canggih yang dapat melaju dengan kecepatan tinggi. Kehebatan kapal ini mampu menembus ombak setinggi 6 meter.
Pada acara peluncuran tersebut, Wakil Asisten Logistik Kasal, Laksma TNI Sayid Anwar menyatakan, bahwa momentum peluncuran kapal perang KCR pertama X3K Trimaran Class ini diharapkan akan menjadi titik awal pembangunan kapal sejenis yang akan mampu meningkatkan kemampuan TNI AL, sehingga menjadi salah satu kekuatan yang disegani. "Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan industri militer dalam negeri," tambahnya.
Nantinya seluruh KRI akan dilengkapi dengan rudal berkemampuan jelajah hingga 140 kilometer itu. TNI AL sudah dua kali melakukan uji coba rudal ini. Hasilnya cukup memuaskan untuk dipilih sebagai senjata kapal KCR. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, dengan produksi sendiri rudal, kemampuan persenjataan akan meningkat cukup signifikan.
Rudal C-705 |
"Kalau bisa produksi dalam negeri. Kami akan memasang rudal-rudal itu di daerah perbatasan untuk pengamanan," ujarnya. KCR ini berbahan dasar komposit serat karbon yang tercatat lebih ringan, dan 20 kali lebih kuat dari baja ini memiliki panjang keseluruhan (length overall) 62,53 meter, length on waterline 60,7 meter, water draft 1,17 meter, beam overall 16 meter, bobot mati 53,1 ton.
Kapal ini digerakkan oleh 4 unit mesin penggerak pokok ini, didesain sebagai kapal siluman (stealth) canggih yang dapat melaju dengan kecepatan tinggi. Kehebatan kapal ini mampu menembus ombak setinggi 6 meter.
Pada acara peluncuran tersebut, Wakil Asisten Logistik Kasal, Laksma TNI Sayid Anwar menyatakan, bahwa momentum peluncuran kapal perang KCR pertama X3K Trimaran Class ini diharapkan akan menjadi titik awal pembangunan kapal sejenis yang akan mampu meningkatkan kemampuan TNI AL, sehingga menjadi salah satu kekuatan yang disegani. "Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan industri militer dalam negeri," tambahnya.