Paparan tersebut menjadi bagian dari presentasi Menteri BUMN Dahlan Iskan pada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam Rakor BUMN di Rich Hotel Yogya (10/10) kemarin. Menurut Dahlan, pabrik radioisotop BatanTek itu akan menjadi satu satunya di dunia. Sebab, teknologi selama benda yang dipakai untuk mendiagnosa penyakit itu hanya dapat dihasilkan oleh proses pengayaan uranium tingkat tinggi.
“Padahal tahun depan dunia telah melarang pengayaan uranium tingkat tinggi, jadi Indonesia akan menjadi yang pertama,” ujarnya di depan Presiden dan ratusan pejabat BUMN. Dalam waktu dekat, industri high-tech itu akan dikembangkan di Indonesia dan membidik pasar Jepang dan Tiongkok.
Selain itu, Kementerian BUMN juga telah menggagas kerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat untuk membuat pabrik BatanTek di Virginia AS. Hal itu untuk membidik pasar Amerika yang merupakan pengguna terbanyak dari radioisotop. “Karena tidak bisa dikirim dari Indonesia. Terlalu jauh nanti radiasinya keburu hilang. Jadi butuh pabrik di AS,” paparnya.
Dalam rapat yang dihadiri pejabat dari 101 BUMN itu, Dahlan juga menyampaikan sejumlah capaian dan dan rencana strategis untuk sejumlah perusahaan BUMN. Seperti pengembangan subsektor pertanian sebagai bidang ekonomi strategis, hingga revitalisasi sumur-sumur tua oleh Pertamina untuk menambah capaian lifting minyak mentah. Menurutnya hal itu bisa tercapai jika setiap perusahaan bermetamorfosis menjadi lokomotif pertumbuhan yang bersih, efisien.
Untuk mencapai hal tersebut, pihaknya telah mengelompokkan BUMN ke dalam tiga kelompok besar, yakni BUMN sebagai penjaga ketahanan nasional, sebagai mesin pertumbuhan (enginee of growth), dan kepeloporan dalam hal teknologi, daya saing, dan kesejahteraan, yang diharapkan mampu bersaing secara internasional. “Yang belum sehat menyehatkan dulu, metamorfosa atau dikuburkan saja,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga memberi pengarahan untuk ratusan pejabat perusahaan BUMN yang hadir di Yogyakarta. Menurutnya, perusahaan pelat merah jangan hanya menunjukkan kualitasnya di dalam negeri saja. “Jangan jadi macan kandang. Jadi world class company.Saya yakin banyak yang jadi perusahaan internasional. Akan makin banyak dan banyak lagi,” tegas SBY.
Presiden juga memberi apresiasi pada bintang BUMN yang meraih prestasi membanggakan. Menurutnya perusahaan yang telah unggul di level nasional harus bersaing di tingkat internasional. Menurut SBY, bukan mustahil untuk bisa menjadi perusahaan berskala internasional.
Presiden yang baru saja melantik Gubernur DIJ Sri Sultan HB X itu, meyakini perusahaan-perusahaan BUMN berpotensi menjadi calon bintang di masa mendatang. Namun, untuk menjadi bintang, perlu usaha dan kerja keras. Semua pihak menanti era kebangkitan beberapa perusahaan BUMN yang kini mati suri.
Presiden menegaskan, tidak ada pihak boleh menghambat kinerja perusahaan pelat merah. “Saya yakin akan ada bintang baru dan bagi yang belum saya gunakan istilah mati suri untuk bangkit dan maju. Kecuali kalau sudah menyerah apa boleh buat. Tidak boleh ada yang hambat gerak maju BUMN,” tegasnya.(leg/jpnn)