Image: CH-47 (heli sejenis ) yang ditembak jatuh Taliban
KABUL, KOMPAS.com — Pasukan asing di Afganistan pada Minggu (7/8/2011) menyelidiki apakah jatuhnya helikopter dalam kejadian tunggal paling mematikan bagi tentara Amerika Serikat dalam perang sedasawarsa itu akibat ditembak oleh gerilyawan Taliban Afganistan.
Sebanyak 30 tentara Amerika Serikat—beberapa dari mereka adalah anggota pasukan khusus Regu 6 Angkatan Laut SEAL, yang menewaskan pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden—dan tujuh tentara Afgan serta seorang penerjemah tewas dalam kecelakaan pada Jumat (5/8/2011) malam itu.
Taliban segera menyatakan bertanggung jawab menjatuhkan helikopter itu dengan granat roket (RPG) meskipun beberapa waktu yang lalu pernyataan gerilyawan Taliban dinilai berlebihan dalam menanggapi kejadian yang menyangkut pasukan asing itu.
Namun, pejabat Amerika Serikat di Washington menyatakan, helikopter itu diyakini ditembak jatuh. Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afganistan mendapat kepastian jumlah korban tewas itu, yang pertama kali diumumkan Presiden Afganistan Hamid Karzai, dan menyatakan bahwa penyebab kecelakaan tersebut masih diselidiki.
Kecelakaan mematikan itu terjadi menjelang pasukan asing dijadwalkan menuntaskan penyerahan keamanan kepada tentara dan polisi setempat pada ahir 2014. Chinook itu jatuh di provinsi Maidan Wardak, Afganistan tengah, di bagian barat Kabul, ibu kota negara tersebut.
"Tidak ada kata yang dapat menggambarkan kesedihan kami di tengah kehilangan menyedihkan ini," kata Jenderal John Allen, yang menggantikan Jenderal David Petraeus tiga pekan lalu sebagai Panglima ISAF, dalam pernyataan yang disiarkan semalam.
"Semua yang tewas dalam gerakan itu adalah pahlawan sejati, yang memberi banyak dalam membela kebebasan," katanya.
Seorang pejabat AS mengatakan, beberapa tentara Amerika Serikat yang tewas adalah anggota Regu 6 SEAL. Tidak ada dari yang tewas itu adalah bagian dari pasukan yang melakukan serangan terhadap Bin Laden di Pakistan pada Mei lalu.
Kecelakaan itu adalah kejadian tunggal paling mematikan bagi pasukan Amerika Serikat di Afganistan, kata ISAF. Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta dalam pernyataan pada Sabtu mengatakan, Amerika Serikat akan tetap bertugas untuk menyelesaikan pekerjaan di Afganistan, yang digemakan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen.
Kecelakaan itu diperkirakan bisa menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang peralihan keamanan dan berapa lama lagi tentara asing harus tinggal. Seluruh pasukan tempur asing akan meninggalkan negara yang terkoyak perang tersebut pada akhir 2014, tetapi beberapa anggota parlemen Amerika Serikat mempertanyakan apakah itu cukup cepat.
"Peristiwa itu sangat memilukan. Sebuah duka yang mendalam atas kematian dalam bencana helikopter itu. Namun, yang lebih penting adalah tragedi lebih besar akan terjadi di bawah gelombang emosi dan menggunakannya sebagai alasan untuk mundur sekarang," tulis mantan Kepala Staf Umum Inggris, Jenderal Lord Dannatt, di The Sunday Telegraph.