"Indonesia akan memperoleh sekitar 50 jet tempur KF-X dengan menanggung 20 persen biaya pengembangan proyek bernilai miliaran dollar AS itu," kata Kementerian Pertahanan Korsel dalam sebuah pernyataan. Kedua negara juga sepakat untuk bekerja sama dalam produksi dan pemasaran jet tempur tersebut.
Kesepakatan ini ditandatangani di Seoul oleh Komisioner Kementerian Pertahanan Korsel dan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Indonesia, Eris Herryanto.
Korsel telah meluncurkan proyek tersebut pada tahun 2000 untuk memproduksi jet tempur buatan dalam negeri.
Setelah lama ditangguhkan karena masalah teknis dan ekonomi, Presiden Lee Myung-Bak pada Januari lalu setuju untuk mendorong proyek tersebut di tengah meningkatnya ketegangan antara Korsel dan Korut.
Korsel berencana menonaktifkan semua jet tempur F-4 dan F-5 pada 2020. Kantor berita Korsel, Yonhap, melaporkan, sekitar 170 jet tempur F-5 beroperasi di Korsel.
Pesawat-pesawat tersebut kali pertama terbang pada 1975 dan telah mengalami sejumlah kecelakaan udara.
"Pengaktifan kembali proyek itu akan dimulai awal tahun depan, dan kami berencana memproduksi jet-jet tempur baru setelah studi kelayakan rampung pada akhir 2012," kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel.
"Kami memerlukan mitra asing yang akan mentransfer teknologi dan suku cadang utama jet tempur tersebut," ujarnya, tanpa menyebutkan total dana yang diperlukan.
Menurut juru bicara tersebut, di samping pengembangan proyek kunci KF-X itu, Korsel juga akan terus membeli jet-jet tempur canggih dari perusahaan asing.
KFX Spec:
· Crew: 1
· Thrust: about 52,000lbs (F414 class x 2)
· Max Speed: about Mach 1.8
· Armament:
o AIM-9X class short-range AAM(AIM-9X class) (indigenous, under development)
o AIM-120 class beyond visual range AAM (not specified yet)
o 500lbs SDB class guided bomb|KGGB (indigenous)
o JCM class guided short range AGM (indigenous, under development)
o SSM-760K Haeseong ASM (indigenous)
o Boramae ALCM (indigenous, under development), or Taurus class ALCM