Jumat, 30 November 2012

Dahlan: Indonesia Harus Punya Pusat Peluncuran Satelit


“Pelan-pelan kita akan bangun tempat peluncuran di Indonesia, khususnya di Biak karena ruang tembaknya lebih langsung dan mantap,”
Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri BUMN Dahlan Iskan berpendapat Indonesia harus memiliki tempat peluncuran satelit sendiri. Daerah yang dipilih untuk membangun ruang peluncuran satelit adalah Pulau Biak, Papua, sebab berdekatan dengan jalur khatulistiwa dan Lautan Pasifik.
“Pelan-pelan kita akan bangun tempat peluncuran di Indonesia, khususnya di Biak karena ruang tembaknya lebih langsung dan mantap,” tutur Dahlan saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (28/11).
Menurut Dahlan, apabila perusahaan BUMN dan swasta ingin meluncurkan satelitnya, maka dapat melaksanakannya di dalam negeri. Dengan demikian, perusahaan BUMN dan swasta dapat menghemat sekitar 70 juta dolar AS untuk melakukan satu kali peluncuran satelit.
“Bayangkan bila kita luncurkan satelit di Indonesia daripada harus ke Kazakhstan, Rusia, maka bisa berhemat hingga 70 juta dolar AS. Orang-orang asing pun pasti ingin ke Indonesia,” paparnya.
Untuk diketahui, wilayah geografis Kabupaten Biak Numfor, Papua, sudah masuk nominasi sebagai tempat peluncuran satelit program kerja sama antara pemerintah Rusia, Jerman, dan Indonesia.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan mendirikan “space port” atau lokasi peluncuran roket pendorong satelit di Pulau Biak, Papua. Pulau Biak merupakan lokasi yang sangat strategis untuk penerbangan ke angkasa luar karena posisinya sangat dekat dengan garis khatulistiwa.
Dahlan juga menginginkan agar perusahaan bank BUMN memiliki satelitnya masing-masing karena sudah menjadi kebutuhan.
“Saya setuju kalau Bank Mandiri dan BNI memiliki satelit sendiri. Mereka kan bank terbesar sehingga tidak ada masalah untuk hal tersebut,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Telkom Arif Yahja menyambut baik imbauan Menteri BUMN agar perbankan memiliki satelit sendiri.(Ant/DNI)

sumber : metrotvnews.com

Kapal Cepat Rudal ke-3 dari Palindo Segera Perkuat TNI AL

Industri galangan kapal PT Palindo Marine, Batam,  segera akan menyerahkan kembali satu unit Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 M kepada TNI Angkatan Laut. Kapal itu merupakan salah satu dari empat KCR yang telah dipesan pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) dari PT Palindo Marine. Sebelumnya dua unit KCR telah diserahterimakan, yaitu KRI Clurit-641 dan KRI Kujang-642.
KCR yang ketiga ini sudah dalam tahap finishing, yang pekan lalu sudah diluncurkan dan diharapkan akan diserahterimakan kepada TNI AL pada akhir tahun ini. Menurut Harmanto, Managing Director PT Palindo Marine, Selasa di Batam, kapal ketiga ini sudah berada di galangan kapal dan akan menjalani penyempurnaan yang selanjutnya dilakukan pengujian laut. Sambil menyelesaikan kapal ketiga, lanjut Harmanto, pihaknya juga sudah mulai tahapan pengerjaan kapal keempat, dimana semua kapal lengkap, kecuali persenjataannya.
KRI Clurit-641
KRI Clurit-641 (Foto:Koarmabar TNI AL)
Di tempat yang sama, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin menuturkan, pemerintah akan membeli total sekitar 35 KCR untuk memenuhi kebutuhan sesuai program pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF).
"Sejauh ini baru empat yang kita pesan. Indonesia butuh kapal-kapal jenis ini untuk pengamanan wilayah laut, terutama di kawasan barat," ujarnya. Hartind yang juga menjabat staf ahli Menhan juga mengatakan, perairan wilayah barat sangat cocok untuk kapal-kapal kecil seperti ini (panjang di bawah 100 meter) karena perairannya dangkal.
"Kalau di timur, kita butuh kapal-kapal besar yang panjangnya di atas 100 meter, dimana Kemhan telah memesan kepada PT PAL Surabaya. Kita juga punya program Korvet Nasional,"tuturnya. Untuk proses pembuatan KCR, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk merampungkan 1 unit KCR terhitung sejak penandatangan kontrak.
Palindo, Berjaya di Pasar Ekspor
Sementara itu, Managing Director PT Palindo Marine, Batam, Harmanto, menuturkan, selama ini pihaknya telah memproduksi ratusan kapal yang 25 persen di antaranya adalah untuk memenuhi pasar ekspor.

Selain membuat kapal, PT Palindo Marine juga melayani pemesanan desain dan prototype. "Untuk kapal militer, sejauh ini pemesanan berupa KCR dan PC. Kita banyak menjual untuk kapal ferri atau kapal angkut," ujarnya.

Saat ini selain membuat KCR dan PC, PT Palindo Marine juga merampungkan kapal dua lambung (katamaran) pesanan Malaysia dan pesanan Badan SAR Nasional (Basarnas). Untuk mesin kapal, biasanya PT Palindo membeli dari Jerman.

Ia menambahkan, untuk pembuatan kapal-kapal sipil tidak terikat dalam UU Industri Pertahanan, dimana untuk menjual ke luar negeri maka harus satu pintu lewat Kementerian Pertahanan. "Tapi kalau kami jual kapal patroli yang bersenjata, harus ada izin dari Kemhan," kata Harmanto.

Rabu, 28 November 2012

Dahlan Iskan Sowan ke BJ Habibie



Jakarta, GATRAnews - Menteri BUMN Dahlan Iskan dan pejabat Kementerian BUMN sowan (mengunjungi) kediaman Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, Kamis sore (22/11).
“Pak Dahlan dan beberapa deputi serta staf ahli Kementerian BUMN ke kediaman Bapak BJ Habibie di Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan. Hanya silahturahim saja,” kata Kabag Humas dan Protokoler Kementerian BUMN, Faisal Halimi, kepada Antara, di Jakarta, Kamis.
Menurut Faisal, selama lebih kurang dua jam, Dahlan berkonsultasi tentang masalah teknologi di kementrian yang dipimpinnya, BUMN strategis, dan tentang mobil listrik.
“Pak Habibie kan teknokrat terkenal di Indonesia, bahkan dunia, sehingga banyak hal yang akan didiskusikan oleh beliau,” tuturnya.
Dalam kunjungannya, Dahlan didampingi Deputi Industri Strategis dan Manufaktur Dwijajanti Cahyaningsih, Deputi Industri Primer Muhammad Zhamkani, Deputi Bidang Jasa Gatot Trihargo, serta Deputi Infrastruktur dan Logistik Harry Susetyo.
Selain keempat pejabat eselon satu tersebut, Dahlan juga membawa Staf Ahli Kementerian BUMN, yaitu Bidang Hubungan Antar Lembaga, Bagus Rumbogo, dan Bidang SDM, Irnanda Laksanawan.
“Karena banyak yang akan didiskusikan oleh beliau, sehingga didampingi oleh deputi dan beberapa staf ahli,” imbuhnya.
Faisal membenarkan bahwa BJ Habibie merupakan Bapak Bangsa yang turut menorehkan tinta emas dalam sejarah Indonesia di berbagai bidang. (TMA)

sumber : gatra.com

Jumat, 23 November 2012

Dahlan ubah nama Batantek jadi Batan Tekno


“Batantek, kayanya kurang bagus, nanti orang kira Batan Tekstil, bagaimana kalau Batan Tekno,”

Perusahaan BUMN PT Batan Teknologi berencana ekspansi dengan membuka kantor di Amerika Serikat untuk memenuhi kebutuhan radioisotop kedokteran di negeri paman sam tersebut. Hanya saja, masih ada yang mengganjal pikiran Menteri BUMN Dahlan Iskan terkait PT Batan Teknologi.
Dahlan merasa tidak sreg dengan nama PT Batan Teknologi yang disingkat menjadi Batantek. Dahlan merasa kurang nyaman dengan sebutan Batantek.
Menurutnya, orang bisa salah tafsir dan berfikir bahwa perusahaan tersebut bergerak di bidang tekstil. “Batantek, kayanya kurang bagus, nanti orang kira Batan Tekstil, bagaimana kalau Batan Tekno,” ungkap Dahlan kepada wartawan di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (5/10).
Dahlan langsung mengesahkan nama baru tersebut. “Anda setuju ya nama Batan Tekno, mulai sekarang sebutannya Batan Tekno,” tegasnya.
Batan Tekno sendiri berencana akan membuat pabrik teknologi pengayaan uranium, reaktor nuklir untuk kebutuhan kedokteran di Amerika. Perusahaan ini juga telah menguasai pasar Asia dan saat ini sedang mengincar pasar Amerika.
[noe]
sumber : merdeka.com

Kamis, 22 November 2012

Dahlan Iskan Perjuangkan Kepemilikan Pabrik Isotop di AS


“Mereka mayoritas karena mereka investasi lebih besar, investasi kita Rp1,7 triliun,”
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
JAKARTA - PT Batan Teknologi (Batantek) berencana membangun pabrik yang memproduksi isotop nuklir di Amerika Serikat (AS). Pengadaan isotop tersebut, nantinya akan digunakan untuk keperluan kesehatan.
Menteri BUMN Dahlan Iskan menuturkan, dalam pembangunannya, pihak Batantek akan memperoleh pendanaan dari Eximbank. Meski begitu, kepemilikan pabrik isotop nuklir tersebut nantinya mayoritas dipegang oleh pihak AS.
“Mereka mayoritas karena mereka investasi lebih besar, investasi kita Rp1,7 triliun,” kata Dahlan di Kantor Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa(2/10/2012).
Namun, Dahlan mengungkapkan, meski investasi AS lebih besar, namun besaran kepemilikan pabrik tersebut belum menemukan titik temu. “Tapi ini masih rundingan, masih dimatangkan.” ujar dia
Diberiatakan sebelumnya, pendanaan pabrik isotop nuklir yang akan dibangun PT Batan Teknologi dibiayai Eximbank. Dahlan menyebutkan Batantek memperoleh dana sebesar Rp1,7 triliun.
Hingga saat ini, Dahlan masih menunggu kabar dari Direktur Utama PT Batantek mengenai laporan ke pemegang saham AS. Selain itu, dia juga berkoordinasi dengan pemegang saham pihak Indonesia. “Nah, kalau nanti pemegang saham setuju baru lah direalisasikan,” katanya.
Dia menjelaskan, alasan Batan membangun pabriknya di sana, karena jika diproduksi di Indonesia tetap harus dibawa ke AS. Dalam perjalanan tersebut, dikhawatirkan radiasi isotop tersebut akan habis. “Kalau dikirim ke AS itu radiasinya hilang, satu-satunya cara mendirikan perusahaan di AS,” Pungkas Dahlan.
(mrt)
sumber : okezone.com

Selasa, 13 November 2012

Dahlan: AS Kagum dengan Penelitian Nuklir Indonesia


“Mereka setuju, prosesnya sekarang meminta persetujuan pemegang saham masing-masing,”

JAKARTA - Pemerintah Indonesia lewat PT Batan Teknologi berencana mendirikan pabrik pengaya isotop di Amerika Serikat (AS). Pabrik ini, rencananya akan digunakan untuk keperluan medis.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, saat ini pihak AS telah setuju Indonesia mendirikan pabrik radio isotop di sana. Saat ini, pembangunan pabrik tersebut tengah menunggu kesepakatan dari para pemegang saham kedua belah pihak.
“Mereka setuju, prosesnya sekarang meminta persetujuan pemegang saham masing-masing,” ungkap Dahlan, kala ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat(5/10/2012).
Menurut Dahlan, saat ini Indonesia sedang berusaha agar pabrik tersebut mayoritas milik Indonesia. “Bisa dirumuskan ulang pendanaannya, saya ingin itu mayoritas punya kita,” tegas dia.
Dahlan mengungkapkan, pihak AS melontarkan pujiannya kepada Indonesia karena dinilai mampu menemukan pengadaan uranium dengan risiko rendah. “Waktu mereka rapat dengan tim Batan Teknologi kok Indonesia bisa menemukan pengayaan uranium dengan risiko rendah,” kata dia.
Pada kesempatan itu, Dahlan juga meminta agar singkatan PT Batantek menjadi Batan Tekno agar tidak dikira pabrik tekstil. “Kita sepakati saja Batan Tekno singkatannya biar enggak dikira pabrik tekstil. Kalau bilangnya Batantek kan seperti pabrik tekstil,” tukas dia.
(mrt)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...